Saturday, January 17, 2009

karena boring

wrap it!


great!


remix
aduh,

saya terbangun pagi ini karena bunyi pintu kamar yang dibuka oleh mama.
saya langsung duduk di tempat tidur mengambil posisi yoga walau saya tidak melakukannya,hehe.
kata "aduh" yang pertama kali saya ucapkan ketika melihat layar hp yang hitam.

aduh untuk harus segera mengecas hp karena lowbat.
aduh untuk harus bangun pukul 8 pagi.
aduh untuk harus kembali ke bandung.
aduh untuk teringat besok harus belajar sks.
aduh untuk teringat minggu uas minggu depan.

saya tidak suka terburu-buru tetapi saya selalu begitu.
lalu saya mencoba bangkit berjalan ke arah ruang tv dengan tenang.
keluarga saya lengkap hari ini dirumah.
senyum dan tawa mereka membuat saya berkata "aduh" lagi.

aduh untuk harus meninggalkan senyum dan tawa yang hangat mereka sementara
keluh

keluh menjadi suatu rutinitas.ini gila.
yang saya eluhkan bahkan konservatif.
berekspetasi tinggi lalu jatuh dan saya tempramental.
akhirnya mendung juga yang membungkam hati saya.
sampai sakit karena mendungnya centil membawa petir.tidak hebat,
saya semakin lemah dan tidak kuatmenopang batu-batu yang menembus atmosfer dan kebetulan jatuh di atas kepala saya.
akhirnya saya mengeluh lagi.
angin yang harusnya menenangkan hati malah menyeret saya masuk ke dalam neraka.
lagi;saya mengeluh.saya kan terpaku,memang masih ada doa.
namun sekarang saya merasa aneh,apa doa saya masih di dengar?
sekarang saya subjektif.
dinding yang rapuh mengibaratkan semangat saya.
jalan yang suram seolah-olah menantang untuk saya lewati.
saya bagaimana?
ya saya mengeluh.bimbang sekarang menahan ego atau langsung marah saja.
lambung saya makin panas dan saya lupa bimbang.
kosakata pun menjadi butuh takut nanti tiada lagi yang bisa terucap.
ampun.tenggorokan saya begitu keringnya seperti di gurun pasir.maahari tidak lagi jadi teman sejati penghangat hati,
saya yang membuatnya marah setengah mati,
sampai deras kucuran dan wangi gosong di badan.
saya tahu saya takut.
tapi apa memang eluh yang selalu saya eluhkan menjadi keluhan?
saya mengeluh disini.
kadang memang bukan saya.
dan saya menyesal bermain api dengan imajinasi.

tolong,
saya benar-benar mengeluh


Friday, January 16, 2009

kualitas dari formalitas kritis

sampai saat ini pun saa merasa terhimpitdi antara gumpalan awan kebimbangan.
bagaimana tidak,sesuatu yang seharusnya saya dapatkan atas nama kepedulian malah terabaikan.
pada awalnya memang saya merasakansuasana hati yang sangat baik sekali, walaupun disaat yang bersamaansaya tidak meyadari bahwa bantal yang diberi nama cinta telah habis kapuknya.
lalu saya tidak menerima bainya kepedulian sekitar yang meminta sayauntuk mematangkan rencana yang sebenarnya masih di bungkus daun keraguan.
saya hebat.
saya malu untuk masuk ke dalam minoritas berbasis dasar independent.
dan pada akhirnya memilih untuk bertarung dalam dunia sinting yang tidak saya kuasai dengan sombongnya.
untuk mengeluarkan kata sesal seperti menjilat ludah sendiri.angkuh sekali.
kata malu paling pas mencerminkan hati saya yang sesekali berbicara tentang kehidupan spesifik cinta,dewasa ini.tidak ada lagi yang dapat saya banggakan.
toh saya telah sengit bertanding dengan urat ego dan rasa sabar.
tabahpun kini menipis.
saya tidak lelah.
jalannya yang panjang akan saya lewati dengan niat sepenuh hati.
doa menjadi tuntunan di samping getirnya gagal yang siap menyapa.
sedih sudah tak ada lagi.
hanya sisanya yang kadang masih terlihat bening di pelupuk.
saya.
hasil,kualitas dari formalitas kritis.
formalitas yang tumbuh dari ego yang semakin kritis.
ego yang kemudian melolong menamakannya status.
cinta tanpa kualitas.

bangsat,teriak saya tadi pagi.
maghrib


saya mendengar adzan maghrib ketika saya start menulis
adzan maghrib selalu terdengar memilukan
entah kenapa
mungkin Tuhan sengaja membuatnya terdengar pilu agar hati saya bergetar
Tuhan sengaja mengingatkan:
"betapa banyaknya dosamu hambaku maka cepatlah tunaikkan ibadahmu agar aku dapat segera mengampunimu"
namun tidak sekali-dua kali saya menyalahkan setan yang membuat saya akhirnya melupakan Tuhan.saya harap skrg tidak begini, esok juga, selamanya. . .

saya mengangkat kedua tangan,
memohon