Saturday, January 17, 2009

keluh

keluh menjadi suatu rutinitas.ini gila.
yang saya eluhkan bahkan konservatif.
berekspetasi tinggi lalu jatuh dan saya tempramental.
akhirnya mendung juga yang membungkam hati saya.
sampai sakit karena mendungnya centil membawa petir.tidak hebat,
saya semakin lemah dan tidak kuatmenopang batu-batu yang menembus atmosfer dan kebetulan jatuh di atas kepala saya.
akhirnya saya mengeluh lagi.
angin yang harusnya menenangkan hati malah menyeret saya masuk ke dalam neraka.
lagi;saya mengeluh.saya kan terpaku,memang masih ada doa.
namun sekarang saya merasa aneh,apa doa saya masih di dengar?
sekarang saya subjektif.
dinding yang rapuh mengibaratkan semangat saya.
jalan yang suram seolah-olah menantang untuk saya lewati.
saya bagaimana?
ya saya mengeluh.bimbang sekarang menahan ego atau langsung marah saja.
lambung saya makin panas dan saya lupa bimbang.
kosakata pun menjadi butuh takut nanti tiada lagi yang bisa terucap.
ampun.tenggorokan saya begitu keringnya seperti di gurun pasir.maahari tidak lagi jadi teman sejati penghangat hati,
saya yang membuatnya marah setengah mati,
sampai deras kucuran dan wangi gosong di badan.
saya tahu saya takut.
tapi apa memang eluh yang selalu saya eluhkan menjadi keluhan?
saya mengeluh disini.
kadang memang bukan saya.
dan saya menyesal bermain api dengan imajinasi.

tolong,
saya benar-benar mengeluh


No comments:

Post a Comment